Kamis, 04 Oktober 2012

Gresik Tak Mampu Beli Kapal Bawean

GRESIK-Kendati APBD Gresik Tahun 2012 sudah meyentuh nominal sebesar Rp. 1,4 trilyun, namun anggaran untuk membeli kapal sendiri tidak mencukupi. Sebab, alokasi anggaran lebih banyak terserap dalam belanja pegawai. Selain itu, sebanyak 12 urusan wajib harus mendapatkan prioritas pembiayaannya.
“Amanat perundangan-undangan sudah jelas, 12 urusan wajib harus mendapatkan prioritas. Tidak cukup, anggaran kita untuk membeli kapal yang harganya sekitar Rp. 100 milyar,”ujar Ketua DPRD Gresik, Zulfan Hasyim, SH MH dengan ekpresi serius, Kamis (04/10).
Menurut politisi asli Bawean tersebut, pembelian kapal jika dialokasikan dari APBD Gresik maka masuk dalam pos belanja modal. Sedangkan keseluruhan belanja modal dalam APBD Gresik Tahun 2012 masih jauh dari harapan dibandingkan belanja pegawai.
Namun, tetap ada solusi untuk pembelian kapal sendiri ataupun Pemkab Gresik memiliki kapal sebagai transportasi bagi masyarakat ke Gresik-Bawean. Yakni melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Gresik Samudera. Sehingga, masalah transportasi untuk penyeberangan ke Pulau Bawean dapat terselesaikan.
“Terserah BUMD PT. Gresik Samudera, mau kerjasama dengan pihak lain ataupun membeli sendiri. Yang pasti, saya akan mengawal beroperasinya PT. Gresik Samudera karena sudah ada peraturan daerah (Perda) itu sejak tahun 2005  lalu. Pada tahun 2013 nanti, kita harus sudah memiliki kapal sendiri,”paparnya.
Solusi yang diberikan politisi dari F-PKB tersebut, menjawab berbagai tuntutan dari tokoh masyarakat, mahasiswa maupun LSM dari Bawean yang menghendaki agar Pemkab Gresik memiliki kapal sendiri. Sebab, keberadaan perusahaan yang melayani penyeberangan Gresk-Bawean kerap terkendala akibat cuaca buruk maupun kapal yang masuk dok.
Seperti saat ini, tak ada kapal yang melayani jalur Gresik-Bawean karena kapal Bahari Express 8C sedang masuk dok. Untuk sementara, Pemkab Gresik meminta bantuan dari PT. Dharma Lautan Utama (DLU) untuk mengoperasikan kapal agar melayani Gresik-Bawean.
“Kabupaten Gresik sangat kaya, masak tak mampu membeli kapal sendiri seperti Kabupaten Sumenep atau Banyueangi. Kita sangat mendukung kalau Pemkab Gresik punya kapal sendiri,”ujar tokoh dari Pulau Bawean, KH. Aziz Mansyur.
Sementara itu, H. Samwil SH yang merupakan salah satu tokoh dari Pulau Bawean menegaskan,bahwa, ada 3 permasalahan utama terkait transportasi ke Pulau Bawean. Yakni, kondisi alam yang unpredicable maupun jumlah penumpang.
“Meskipun kapal milik PT Pelni, kalau gelombang laut sudah diatas 5 meter tetap tidak diperbolehkan untuk berlayar,”ungkapnya.
Putra asli Bawean yang menjadi Ketua DPC Partai Demokrat Gresik tersebut menceritakan,bahwa, dirinya pernah menjalankan bisnis kapal penyeberangan Gresik-Bawean. Namun, merugi dan menghentikan usahanya karena ada persaingan antara kapal penumpang dengan kapal barang. Sebaliknya, sekarang tidak ada kapal barang tetapi sebatas kapal penumpang saja.
“Untuk itu, kapal penumpang yang dapat membawa barang menjadi kebutuhan masyarakat Bawean,”tandasnya.(sho)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar