Kamis, 08 November 2012

BP Migas Uji Ulang Pencemaran Perairan Ujungpangkah

GRESIK-BP Migas memutuskan untuk meneliti ulang insiden minyak mentah PT Hess Indonesia Pangkah Ltd yang membuat perairan Ujungpangkah tercemar. Pasalnya, warga menolak hasil kesimpulan PT Hess Indonesia Pangkah Ltd yang menyebut luberan minyak mentah tersebut bukan berasal dari aktivitas mereka. Sebab, warga menemukan banyaknya kejanggalan di balik peristiwa itu.
Sikap tegas tersebut diambil perwakilan BP Migas, A Hermawati setelah terjadi deadlock dalam pertemuan antara managemen Hess Indonesia Pangkah Ltd dengan warga. Sebab, Warga ngotot minta operator migas itu bertanggungjawab dan memberi ganti rugi. Sehingga, BP Migas meminta agar sampel luberan minyak dari area pengeboran Hess itu diuji ulang.
Dalam uji ulang tersebut, melibatkan BLH (badan lingkungan hidup). Warga juga diikutkan sehingga tidak ada lagi konflik. ”Dan jika terbukti jika minyak itu berasal dari Hess, maka mereka harus bertanggungjawab terhadap warga,” katanya dihadapan warga dan manajemen Hess Indonesia Pangkah.yang mendatangi kantor Hess untuk mengklarifikasi insiden kebocoran pipa migas itu.
Awalnya, puluhan warga datang bersama anggota DPR RI Mahrus Munir yang ditemui oleh Dwi Paramita selaku Onshore Fasility Manager. Di awal pertemuan, manajemen Hess membeber kronologis insiden luberan minyak mentah itu. Dalam paparannya , operator migas mengklaim kejadian terjadi pada 30 Oktober.
”Makanya, kami langsung melakukan pengamanan lokasi agar luberan minyak tidak sampai mencemari,” katanya.
Belum sampai tuntas menjabarkan, warga langsung menyanggah karena menganggap keterangan Hess mengada-ada. Pasalnya, ternyata, warga menemukan jika insiden itu sudah terjadi sejak 27 Oktober. Warga membawa beberapa bukti.Mulai dari sampel minyak yang diambil hingga foto-foto matinya ikan-ikan akibat luberan minyak itu.
”Tolong, warga jangan dibohongi,” kata salah satu warga.
Tak pelak, manajemen Hess Indonesia Pangkah Ltd kelabakan. Kendati demikian, mereka tetap ngotot dengan versinya.
”Kalau soal adanya laporan itu, kami tidak tahu,” kata Dwi.
Situasi makin panas setelah manajemen PT Hess menyimpulkan jika luberan itu bukan berasal dari aktivitas mereka.
”Dan juga, dari hasil uji lab kami. Sampel tumpahan minyak itu memiliki karakteristik dengan minyak yang ada di Hess. Itu bisa jadi berasal dari aktivitas lain,”bantahnya.
Alhasil, warga makin muntap karena tidak ada aktivitas lain di area pengeboran selain Hess Indonesia Ltd. Maka pertemuan tersebut deadlock.
Mahrus Munir kepada wartawan usai pertemuan mengatakan, warga sepakat dengan solusi itu.
”Sehingga biar ada kejelasan. Siapa yang benar dan siapa yang salah,” katanya.(sho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar