Kamis, 04 April 2013

Data Kependudukan dan e-KTP Dituding Amburadul

Mubin

GRESIK- Data kependudukan dan pelayanan e-KTP di Kabupaten Gresik dituding  amburadul. Sebab,  banyak ditemukan kesalahan data hingga  pendistribusianya. Sehingga merugikan masyarakat.
Hal tertsebut diungkapkan oleh anggota Komisi A, Drs. Mubin yang menyoroti data jumlah penduduk di Kecamatan Gresik dan Kebomas, tak sesuai dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) Gresik.
"Ada selisih ratusan ribu jumlah penduduk yang tercatat oleh Dispenduk Capil dengan BPS,"tandasnya dengan nada serius, Kamis (04/04) diruang F-PAN.

Untuk itu, Mubin yang anggota pansus LKPj Bupati akan mempertanyakan kepada Kepala Dispenduk dalam rapat finalisasi pansus LKPj Bupati tentang pelaksanaan APBD Gresik tahun 2012 yang berlangsung di salah satu hotel  di Kota Batu selama 3 hari bersama SKPD lainnya.
Kekesalan terhadap kinerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) juga terkait e-KTP. Sebab,  tak sedikit masyarakat yang kecewa akibat  salah alamat juga keliru dalam penulisan status dalam e-KTP..
idak hanya itu saja, saat dalam pendaftaran hingga pemotretan harinya sama. Namun, pada saat pengambilan, ada satu keluarga hanya selesai satu saja alias "prencil-prencil". Yang lebih parah lagi, terjadi salah penulisan tentang status belum kawin. Hal ini dialami oleh  salah satu pemohon E KTP yang tinggal di wilayah RW XI Desa Suci  Kecamatan Manyar.
"Saya sampai nyaris bertengkar sama istri saya gara-gara status ditulis belum kawin. Padahal kami sudah berkeluarnya dan sudah punya anak " tukas salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Kesalahan tulisan status dan datangnya KTP tidak bisa serempak dibenarkan oleh Ketua RT 5, RW XI, Desa Suci, Kecamatan Manyar, Sucipto,
 "Memang benar ada warga saya statusnya tertulis belum kawin, padahal sudah berkeluarga, sempat istrinya marah " katanya.
 Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Ketua RT 8, RW XI Desa Suci, Anang Sukartaji. Menurut bapak dua anak ini,  banyak warga yang kecewa, karena adang satu keluarga semestinya ada 5 ternyata yang selesai hanya satu saja.
 "Bahkan, keluarganya Pak RW sendiri yang jadi hanya dua sementara keluarganya yang ber KTP ada. empat orang, "gerutunya.(sho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar