Kamis, 31 Mei 2012

SG Diminta Fokus Garap Energi Alternatif

Menteri BUMN bersama Dirut SG dan Dirut PG
GRESIK-Menteri BUMN, Dahlan Iskan meminta PT. Semen Gresik Tbk (SG) fokus memanfaatkan refuse derived fuel (RDF) dari  municipal solid waste (MWS) sebagai bahan bakar subtitusi batu bara untuk proses produksi pabrik semen.
Permintaan tersebut muncul setelah mendengar dan mencermati presentasi terkait manajemen pengelolahan sampah kota  sebagai energi alternative dari OOTC PT. Semen Gresik, Johan Samudra didampingi Dirut SG, Ir. Dwi Seotjipto di gedung utama PT. Semen Gresik, Kamis (31/5).
“Kurangi progam yang lain, fokuskan untuk menggarap energi alternatif. Saya ingin melihat hasilnya. Jangan sampai ecek-ecek,” kata Dahlan Iskan dengan nada puas.
Permasalahan sampah, sambung Menteri BUMN Dahlan Iskan, menjadi permasalahan yang mendasar bangsa ini. Meskipun kelihatannya sepele, tetapi penanganannya harus serius.
“Jangan sampai kita menjadi bangsa sampah kalau tak mampu menangani sampah,”imbuhnya.
Jika program manajemen sampah kota oleh PT. Semen Gresik Tbk sukses, maka lanjut Dahlan Iskan, program tersebut dapat menjadi pilot project untuk daerah lainnya di Indonesia. Untuk itu, program manajemen sampah kota harus berhasil serta memberi manfaat.
Selain mendengarkan presentasi, Dahlan Iskan juga menguji mesin pencacah sampah merek Ghillas yang diproduksi oleh siswa-siswa dari SMK Semen Gresik yang bernaung dibawah Semen Gresik Foundation (SGF). Kendati kapasitasnya yang dihasilkan kecil, tetapi menjadi miniatur dalam pembuatan mesin pengolah sampah untuk pengelolaan sampah dalam kapasitas besar. Nantinya, kebutuhan baja untuk merakit mesin penelolah sampah akan dipenuhi oleh BUMN lainnya yakni PT. Barata Indonesia.
Sementara ini, mesin pencacah sampah merek Ghillas sudah diproduksi secara massal sebanyak 100 unit oleh SGF yang telah dibagikan secara gratis kepada masyarakat di sekitar perusahaan SG di Kabupaten Gresik maupun Tuban.
Secara terpisah, Dirut SG Ir. Dwi Soetjipto kepada wartawan mengatakan,bahwa, pabrik semen di Tuban sudah menggunakan energi alternatif yang berasal dari sekam. Namun, suplai yang diterima masih kecil dibandingkan kebutuhan. Sehingga, SG masih mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar.
“Hanya terpenuhi 5 persen dari kebutuhan bahan bakar. Jadi, kita masih banyak menggunakan batu bara,”ungkapnya.
Untuk itu, Dwi Soetjipto berharap refuse derived fuel (RDF) dari  municipal solid waste (MWS) sebagai bahan bakar subtitusi batu bara untuk proses produksi pabrik semen yang bakal dikembangkan, dapat selesai pada akhir tahun 2013 mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, SG melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Pemkab Gresik yang diwakili Wakil Bupati (Wabup) Drs. H. Moh Qosim M.Si terkait pengelolaan sampah di Kabupaten Gresik.(sho)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar