Senin, 10 Desember 2012

Ansor Tuntut Tarik LKS Sejarah Diskreditkan Gus Dur

GRESIK-Dunia pendidikan kembali dicoreng dengan adanya lembar kerja siswa (LKS) Sejarah untuk siswa kelas XII IPA SMA/MA di Kabupaten Gresik. Pasalnya, LKS tersebut mendeskreditkan mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. LKS tersebut ditemukan untuk pengajaran siswa kelas XII di SMAN 1 Manyar dan SMAN 1 Kebomas.
Untuk itu, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Gresik mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) Gresik mencabut semua LKS tersebut. Karena dalam LKS terbitan CV Hayati Tumbuh Subur itu melecehkan KH Abdurahman Wahid dengan menuduh korupsi.
“Ini gerakan structural yang sistematis melecehkan Gus Dur. Diknas harus mencabut dan meminta maaf kepada seluruh pendukung Gus Dur. Bahkan, mem-black list penerbitnya,” ujar Sekretrais PC GP Ansor Gresik, Agus Junaidi dengan nada emosi, Senin (10/12)
Dalam LKS yang diterbitkan CV Hayati Tumbuh Subur dengan alamat Jl. Majapahit III/74 Nayu Barat, Nusukan, Surakarta tersebut, memuat kalimat dengan menuduh Gus Dur terlibat dalam kasus korupsi Brunei Gate dan Bulog Gate. Dalam halaman 34-35 huruf b tentang Pemerintahan Abdurrahman Wahid disebutkan puncak jatuhnya Gus Dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya skandal Brunei Gate dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1 Februari 2006 DPR RI mengeluarkan memorandum pertma sedangkan memorandum yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 April 2001.
Bahkan, kalimat itu diulangi lagi dalam soal tanya jawab di soal nomor 9 dan 15, halaman 40. Disebutkan dalam soal multiple choice itu, Kasus korupsi yang menimpa Abdurahman Wahid sehingga dipecat dari kursi kepresidenan yaitu…. Baru di bawahnya ada pilihan jawaban; Pertamina Gate, Bulog Gate, Pelni Gate, Garuda Gate dan President Gate.
Menurut Agus Junaidi, penyebutan dengan bahasa korupsi sangat melecehkan Gus Dur. Padahal Gus Dur bukan hanya dikenal sebagai presiden keempat, namun dikenal juga sebagai Bapak Bangsa. Selain itu, Gus Dur merupakan Pahlawan Pluralisme hingga cucu Hadratussyech KH Hasyim Asyari tersebut dijuluki Guru Bangsa.
“Kami meminta segera dicabut dan ditarik. Kalau tidak ditarik, kami akan mengerahkan kekuatan anggota Ansor dengan Banser-nya. Bila perlu semua kekuatan NU kami kerahkan mengepung Diknas Gresik,” ancamnya.
Apalagi, lanjut Agus, kalimat pelecehan itu diulangi lagi dalam soal Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal yang diujikan Senin (10/12). Hal itu menandakan ada upaya struktutal dan massif oleh kelompok-kelompok tertentu yang membunuh karakter kenegarawanan Gus Dur. Karena pelajaran sejarah adalah peletak dasar pemahaman generasi muda tentang Sejarah Indonesia.
“Kalau pemahaman itu menjadi dasar pemahaman anak muda tentang sejarah, maka para generasi muda memahami Gus Dur adalah pelaku korupsi. Padahal Gus Dur sangat memerangi korupsi di Indonesia dan tuduhan itu tidak pernah terbukti secara hokum bahkan sudah di-SP3,” tegasnya lagi.
Sementara itu, Plt Kepala Disdik Gresik M Nadlif yang dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengetahuinya. Hanya dia meminta perkara ini tidak menjadi polemik. Sebab, pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada pihak sekolah yang menggunakan LKS Sejarah tersebut.
“Ya, kasihan Gus Dur. Kami akan meminta sekolah tidak memakai LKS itu lagi. Makanya kami akan memanggil kepala sekolahnya untuk mengkalrifikasinya,”pungkasnya.(ang/sho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar