GRESIK- Sekitar 104 Ha areal tanaman padi mengalami dan 6 ha tanaman jagung mengalami puso akibat kekeringan. Demikian ditegaskan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dishutbun) Gresik, Ir. Agus Joko Waluyo melalui kabag Humas Pemkab Gresik Andhy Hendro Wijaya, Selasa (11/9).
Dijelaskan, total areal tanaman padi pada musim tanam periode Juli – Agustus ini, seluas 527 Ha yang tersebar di 3 kecamatan yakni Kebomas, Menganti dan Cerme. Sedangan tanaman Jagung ada di Kecamatan Dukun.
Untuk Kecamatan Kebomas seluas 7 Ha, Kecamatan Menganti seluas 95 ha dan kecamatan Cerme seluas 385 Ha. Sedangkan areal tanaman jagung ada di kecamatan Dukun seluas 449 ha.
“Dari luas areal padi 527 ha tersebut ada sekitar 147 ha yang terdampak. Kami membagi dampak kekeringan ini dalam 3 kelompok. Masing-masing untuk klasifikasi sedang sekitar 22 hektar, klasifikasi berat 21 hektar dan klasifikasi puso 104 hektar. Sedangkan dampak untuk areal tanaman jagung dari luas areal 149 hektar hanya 6 hektar yang mengalami kerusakan,”ujarnya.
Ditambahkannya, petani mulai kesulitan air saat padi yang ditanam berumur antara 65 – 85 hari. Kendati demikian, pihaknya sudah memberikan arahan kepada petani agar tidak menanam padi. Pihaknya juga telah merekomendasi dengan menanam tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Misalkan, tanaman polowijo.
Upaya awal yang telah dilakukan Dishutbun Gresik, sambung Agus D Waluyo, yakni memaksimalkan penggunaan air waduk dan embuk.
”Kami sudah melaporkan keadaan ini dengan mengirimkan data kekeringan ke Pemrov Jatim untuk mendapat bantuan. Kita sudah mengalokasikan bantuan kekeringan berupa benih dan pupuk organik,”pungkasnya.(sho)


Posting Komentar