Kendati demikian, anggarannya sementara masih minim. Sebab, pengajuan dana yang diajukan eksekutif senilai Rp 6 milyar. Tetapi, mencermati perencanaan yang diajukan eksekutif, badan anggaran (banggar) hanya menyimpulkan kebutuhan anggaran hanya dari APBD senilai Rp 2 miliar. Sehingga, mampu menyelamtakan ‘penguapan’ anggaran sekitar Rp. 4 milyar.
Keputusan finalisasi hamper sama dengan hasil rekomendasi Komisi D ketika melakukan rapat kerja dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Gresik sebelum laporannya dikirim ke banggar.
”Dari hitungan kami, dana Rp 2 milyar itu sudah sangat cukup untuk pembangunan gedung baru. Kalau nanti ada kekurangan, tentu akan kami evaluasi lagi,” kata anggota Banggar, Syaiful Kirom kepada wartawan, Rabu (28/11).
Pembangunan SMAN 1 Balongpanggang yang paling ngotot untuk memperjuangkan beasal dari F-PDIP. Sebab, keberadaan SMAN masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan, patokan yang dijadikan alas an ngotot yakni sekolah swasta di Cerme yang siswanya tetap banyak meskipun ada SMAN 1 Cerme maupun SMKN 1 Cerme.
Anggota Banggar, Ir. Siti Muafiyah kepada wartawan membenarkan kabar hasil finalisasi untuk SMAN 1 Balongpanggang itu.
”Yang terpenting saat inin, pembangunan sekolah itu bisa dilanjutkan,” katanya. Seperti diketahui, pembangunan SMAN Balongpanggang menjadi tarik ulur. Sebab, dewan menolak denga dalih status lahan yang dipakai berstatus tanah desa. Informasi lain, soal status lahan.
Konon alas an tersebut yang dapat dijadikan apologi untuk mengamankan kepentingan segelintir anggota dewan dari dapil (daerah pemilihan) Balongpanggang dan sekitarnya. Jika sekolah itu dibangun, maka beberapa lembaga pendidikan di sana akan terancam sepi.(sho)
Posting Komentar