Headlines News :
Home » » Nelayan Ujungpangkah Wadhul Kebocoran Migas Hess

Nelayan Ujungpangkah Wadhul Kebocoran Migas Hess

Written By gresik satu on Kamis, 08 November 2012 | Kamis, November 08, 2012

GRESIK- Puluhan perwakilan tokoh nelayan, pemuda dan masyarakat Ujungpangkah yang mengatsnamakan Aliansi Masyarakat Ujungpangkah (AMU) wadhul ke dewan terkait kebocoran migas Hess Indonesia Pangkah Ltd setelah hasil ngluruk ke Hess Indonesia Pangkah tidak menghasilkan kesepakatan. Pasalnya, pihak Hess Indonesia Pangkah Ltd berdalih tidak terjadi kebocoran tetapi sekadar tumpahan minyak mentah dengan menunjukkan bukti dan hasil laboratorium.
Padahal, warga mengklaim menemukan keboran minyak mentah sejak 27 Oktober 2012 silam. Menurut penuturan salah seorang nelayan Ujungpangkah, Shokib mengaku Hess Indonesiia Pangkah mengajak nelayan untuk membendung minyak yang ada di laut.
"Jelas- jelas saya semalam suntuk dilaut dan mengetahui pipa Hess Pangkah yang bocor,"ujarnya dalam audiensi yang dipimpinan Sekretaris Komisi C, Asro’in Widyana di ruang pimpinan dewan, Kamis (8/11).
Kesaksian tersebut diperkuat Khusen, pemgurus kelompok nelayan Pangkah Kulon yang mengaku setiap hari melaut.
"Pada waktu itu, saya melihat ikan kakap, ikan sembilang yang mabuk dan mati. Untuk itu, kami tuntut adanya bagi hasil dari Hess ( Indonesia Pangkah). Masak hanya diberi limbah. Kalau begitu, kita bisa kiamat,"urainya.
Begitu juga pengakuan Endo Arifin yang mengungkapkan kalau pihak Hess Indonesia Pangkah menghubungi Kasmaun selaku Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) diminta menyiapkan perahu. Kemudian, dirinya diminta menyiapkan 3 perahu.
“Karena keterbatasan perahu dan angin yang besar, naka limbah masuk ke area nelayan yakni cager,”tuturnya.
Mantan Ketua HNSI, Zainal abidin juga mengaku dlapori waragnya adanya kebocoran pipa tersebut. Sayangnya, HNSI justru tidak memeberi tahu ke nelayan. Padahal ada 7 kelompok nelayan di Pangkah.
"Mungkin karena Kasmaun berpengalaman, sehingga dirahasikan. Berapa kerugian nelayan karena tidak bisa melaut. Sayangnya Hess tak mengakuinya,"ungkapnya.
Dalam audiensi tersebut, Sekretaris HNSI; Ardiansyah yang diminta menjelaskan mengaku dirinya sedang berada di Semarang.
“Tapi, sebagai warga maka harus dilihat apakah bentuknya masih mentah atau olahan. Kalau olahan menjadi solar. Sejak ada pengeboran, nelayan menjerit karena pendapatannya turun. Mestinya dengan adanya industri maka makin mapan. Jangan dengan menerima CSR yang sedikit lalu sudah dianggap segalanya,”ungkapnya.
Untuk itu, warga mendesak agar desa mendapat prosentasi yang jelas dari CSR Hess Indonesia Pangkah. Khususnya, masyarakat yang berada di wilayah ring I. Termasuk, Hess Indonesia Pangkah harus memberikan ganti rugi pada nelayan.
Sementara itu, Sekretaris Komisi C Asroin Widyana dihadapan perwakilan warga mengaku dana bagi hasil gas (DBHG) dari Hess Indonesia Pangkah Ltd tidak pernah memenuhi target sesuai yang ditargetkan oleh Pedmkab Gresik.
“DBHG yang disetorkan ke negara dari Hess, selalu tidak sesuai target bagi PAD Gresik,"ujarnya.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Asro’in Widyana menyatakan segera melaporkan ke pimpinan dewan untuk segera ditindaklanjuti.
Setelah puas menyampaikan aspirasinya, warga melanjutkan ngluruk ke kantor Bupati Gresik dengan dikawal Camat Ujungpangkah maupun Kapolsek Ujungpangkah.(sho)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu