Headlines News :
Home » » Semburan Lumpur Gas Metatu Mengecil

Semburan Lumpur Gas Metatu Mengecil

Written By gresik satu on Rabu, 14 November 2012 | Rabu, November 14, 2012

GRESIK- Luberan lumpur bercampur gas metana di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng belum berhasil dikendalikan meskipun semakin mengecil. Bahkan, luberan meluas hingga radius 200 meter.
Menurut Saidin (45) warga setempat mengatakan,bahwa, semburan sudah mengecil dibandingkan dengan awal terjadinya Selasa (13/11). Kali pertama, semburan lumpur bercampur gas tersebut hingga ketinggian 15 meter. Hal tersebut juga diakui oleh Kapolsek Benjeng, AKP Imam Syafii yang berada di lokasi, Rabu (14/11)
“Dibandingkan awal terjadinya, jauh sudah mengecil. Kalau pertama semburan lumpurnya sampai ketinggihan 15 meter,” ujarnya.
Semburan lumpur gas terjadi di Waduk Metatu, tepatnya 10 meter dari lokasi terdekat sumur gas peninggalan Belanda. Tepatnya, 1 kilometer dari Desa Metatum dan masuk sekitar 300 meter dari Jalan Raya Metatu. Di sekitar lokasi semburan tersebut terdapat delapan sumur tua yang sempat diekploitasi secara tradisional hingga keluar minyak mentah yang berupa latung.
Ribuan warga di sekitar terus beramai-ramai melihat semburan tersebut. Selain penasaran, dibenak warga ada keresahan bakal terjadi Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Mengingat semburan air berwarna coklat pekat itu sempat mencapai ketinggihan 15 meter.
“Kalau sampai seperti Lumpur Lapindo di Sidoarjo, saya khawatir rumah saya tenggelam,” celetuk Khoirul Ilmi (32) warga Desa Kandangan, Kecamatan Cerme yang rumahnya berjarak sekitar 3 kilometer dari lokasi semburan.
Pemerintah Kabupaten Gresik belum dapat mengambil sikap. Hanya saja, Bupati Sambari Halim Radianto yang bersama Muspida sempat mengunjungi lokasi mengaku meminta bantuan dari Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ). Sedangkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang yakni Badan Lingkungan Hidup (BLH). “Perlu waktu tiga hari untuk dapat mengetahui kandungannya apakah berbahaya atau tidak. Hari ini (kemarin, red) kami juga mengambil sample untuk kami teliti,” ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik, Tugas Husni Syarwanto,
Untuk menjaga pengamanan, polisi memagari lokasi dengan dinding bambu setinggi 2 meter. Hamper radius 300 meter dipagari secara melingkar. Hal itu dilakukan untuk mencegah warga yang terus merangsek mendekati titik semburan lumpur gas. Apalagi, berdasar analisa sementara petugas JOB P-PEJ yang didatangkan dari Tuban, semburan tersebut mengandung gas metana.
“Yang dapat kami lakukan hanya mengamankan warga jangan sampai mendekat. Karena informasi yang kami terima, semburan lumpur tersebut mengandung gas metana dan cukup berbahaya,” kata Kapolsek AKP Imam Syafii.
Sementara itu, rasa penasaran warga yang ingin melihat langsung dimanfaatkan beberapa pemuda Desa Metatu. Mereka membuka parkir dadakan di tepi jalan. Kendati dadakan hasilnya lumayan besar. Satu motor dalam sekali parkir ditarif Rp2.000. Sementara warga yang berdatangan terus mengalir.
“Hasilnya lumayan. Kami mendapat sekitar Rp400.000. itu kami bagi untuk empat orang,” aku Faisal (24) warga Desa Metatu yang membuka parkir.(sho)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu