Headlines News :
Home » » Air Ketek Terancam Punah

Air Ketek Terancam Punah

Written By gresik satu on Selasa, 13 Agustus 2013 | Selasa, Agustus 13, 2013

GRESIK-Lebaran Ketupat atau 7 hari setelah 1 Syawal merupakan salah satu tradisi di masyarakat yang tetap berkembang.hingga saat ini
Namun, ada salah satu kuliner yang khas bagi masyarakat Gresik ketika Lebaran Ketupat yakni hidangan Kupat Ketek.
Kendati makanan ini tidak sepopuler Nasi Krawu atau Pudak, tetapi warga asli Gresik sangat akrab dengan Kupat Ketek ini.
Tak mudah untuk membuat Kupat Ketek ini. Sebab, salah satu yang dibutuhkan yakni air ketek atau air yang berasal dari sumur tua yang mengandung minyak. Sehingga, kuliner tersebut diberi nama Kupat Ketek.
Saat ini, sumur yang mengandung ketek sangat jarang. Khususnya di wilayah Kota Gresik. Kalau dulu ada di Desa Sekarkurung Kecamatan Kebomas dan Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas. Kini hanya tersisa di Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas.
Kebutuhan air ketek membawa berkah tersendiri bagi Surachman (58) salah seorang warga yang menyediakan jasa menjual air ketek.
Dengan naik turun bukit Giri yang ada di dekat rumahnya, Surahman mengumpulkan air ketek dari sumur yang tepatnya berada di sebelah pabrik pengolahan kayu.
Debit air ketek yang ada di sumur itu juga terbilang sangat kecil. Kalau sebelumnya ada 2 sumur, kini tersisa 1 sumur yang mengeluarkan air ketek.Tak heran kalau Surachman hanya bisa menggunakan gayung ukuran kecil.
"Setelah itu baru saya masukkan ke dalam jerigen berukuran 25 liter ini,"terangnya disela menuangkan air ketek ke dalam jerigen yang dibawanya, Selasa (13/08).
Setelah dimasukkan ke dalam jerigen, Surachman mengangkut air ketek yang ada di dalam jerigen itu, dan mendaki bukit Giri. Air ketek yang ada di jerigen-jerigen itu akan dijual oleh bapak 2 orang anak di depan rumahnya.
"Selain itu, juga dipakai sendiri oleh istri saya untuk membuat ketupat ketek,"tuturnya.
Pria bertubuh kekar ini mengungkapkan, menjadi pencari air ketek sebenarnya bukanlah profesi utamanya. Sebab, dia sehari-hari memiliki pekerjaan sebagai seorang sopir lyn jurusan Surabaya-Gresik.
Kendati demikian, menurutnya menjual air ketek bisa menambah penghasilan lebih banyak dibandingkan menjadi sopir angkot. "Untuk satu jerigen ukuran 25 liter saya jualnya Rp 15 ribu. Dalam sehari saya bisa mendapatkan 9 jerigen, atau uang sebesar Rp 135 ribu,"imbuhnya.
Namun, belakangan pria keturunan Madura ini khawatir dengan debit sumur ketek yang ada di dekat rumahnya tersebut. Pasalnya, debit air yang mengalir semakin kecil. "Makanya, saya pusing juga, karena ketupat ketek itu, airnya tidak bisa diganti dengan air jenis lainnya meskipun air asin,"pungkasnya.(sho)


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu