Penghargaan tersebut langsung di berikan oleh Direktur PL-PK Kemendikbud RI, Dr. Mudjito AK, M.Si kepada Bupati Sambari di SOR Tri Dharma PT Petrokimia Gresik, Senin (9/9)
Bupati Gresik Dr H. Sambari Halim Radianto menjelaskan bahwa saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Gresik telah mencapai 1.309 anak. Realitas tersbut membutuhkan perhatian tersendiri dalam proses belajar.
Pembangunan Resource Centre (RC) sebagai upaya untuk mendeteksi dini menuju sekolah lanjutan, dan 3 sekolahan yang di tunjuk sebagai sekolah rujukan inklusi.
"Semuannya itu hanya sebagian upaya kita dalam memperhatikan ABK. Mulai saat ini, semua sekolahan harus menerima siswa ABK. Artinya semua sekolah menjadi sekolah Inklusi dengan meningkatkan kwalitas pelayanan. Jadi kepala sekolah tak ada alasan untuk menolak ABK.
Anak-anak berhak memperoleh pendidikan yang sama dengan kwalitas pendidikan yang baik. Tidak ada perbedaan dalam memperoleh pendidikan, Jadi kita terapkan pendidikan tanpa diskriminasi. Ini sesuai dengan misi Gresik,"ujarnya.
Sementara itu Dirjend Pendidikan Dasar PK-LK (pendidikan khusus layanan Khusus) Dr. Mudjito AK, M.Si menjelaskan bahwa Gresik memang telah siap menjadi Kabupaten Inklusi menyusul dari 40 kabupaten/kota se- Indonesia.
"Di Indonesia, terdapat 350.000 anak berkebutuhan khusus. Sayangnya hanya sekitar 116.000 atau sekitar 30% yang telah di tangani. Kalau saya melihat kondisi fisik Gresik serta semangat Bupati, kami yakin pendidikan Inklusi di Gresik akan lebih baik dengan daerah lain, terlebih semua pihak terlibat,"tuturnya.
Mudjito menginggatkan agar tidak hanya membangun sekolah luar biasa saja. Lebih penting menciptakan inovasi dan kreasi pada diri anak-anak berkebutuhan khusus ini.(sho)
Posting Komentar