Headlines News :
Home » » Belum Bayar Rp. 1,5 M, Ijin Kapal Dicabut

Belum Bayar Rp. 1,5 M, Ijin Kapal Dicabut

Written By gresik satu on Jumat, 05 Oktober 2012 | Jumat, Oktober 05, 2012


GRESIK-Keputusan sepihak yang dikeluarkan oleh Bupati Gresik dengan mencabut surat ijin operasional kapal Bahari Ekspress 8C dikecam oleh tokoh masyarakat, LSM, pengusaha maupun  mahasiswa disana.  Pasalnya, keputusan tersebut meresahkan masyarakat Bawean. Bahkan, keputusan tersebut disinyalir ngawur serta ada sesuatu yang tersembunyi.
“Saya mencurigai ada ‘sesuatu’ sehingga kapal cepat Bahari Ekspress 8C dicabut ijinnya. Padahal, masyarakat Bawean membutuhkan kapal cepat,”ujar Wahid, aktivis mahasiswa dari Bawean dengan nada tinggi, Jum’at (05/10).
Bahkan, klarifikasi yang diberikan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik, A. Nuruddin yang menyatakan,bahwa, kapal berbahan fiber tidak boleh melayari lautan diatas 60 mil, dianggap tidak kompeten. Sedangkan jarak Gresik-Bawean sejauh 80 mil. Karena, Administrator Kepelabuhanan (Adpel) Gresik yang memiliki kewenangan untuk menentukan kelayakan tersebut.
“Apalagi, kapal Bahari Ekspress 8C sudah mengantongi sertifikasi kelaikan kapal yang dikeluarkan BKI,”ungkapnya.   
Selain itu, ada rekayasa dalam pertemuan yang digagas Bupati dengan melibatkan anggota legislative, perwakilan tokoh masyarakat, LSM dan mahasiswa yang dikemas mengurai masalah tranpsortasi Bawean sebelum memutuskan pencabutan ijin operasional kapal Bahari Ekspress 8C.
“Semua undangan yang hadir sudah dikondisikan. Kita mensinyalir yang mengkondisikan camat,”ungkap Syaifudin Rouf, aktivis salah satu LSM di Bawean. .  
Sementara itu, H. Subkhi selaku Direktur PT. Sakti Inti Makmur (SIM) selaku agen pelayaran kapal Bahari Ekspress 8C mengakui kapal cepat tersebut tidak beroperasi untuk melayani Gresik – Bawean. Saat ini, kapal tersebut sudah ditarik ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
“Alasan ijin operasional kapal kita dicabut karena harus ada MoU (memorandum of understanding) dulu,”ujarnya.
Ditambahkannya, draft MoU tentang uang jaminan yang disodorkan oleh Pemkab Gresik mencapai sebesar Rp. 1,5 milyar. Namun, uang jaminan tersebut  belum diserahkan ke Pemkab Gresik. Draft MoU tersebut diberikan oleh Pemkab Gresik pada tahun 2011 silam.
“Waktu itu, ada kapal Tungkal Samudera yang juga belum menyerahkan uang jaminan. Jadi, kita menunggu yang lainnya,”imbuh Subkhi.
Ditegaskannya, sejak era pemerintahan Bupati Sambari Halim Radianto pada 2011 lalu, ijin opersional yang diberikan kepada kapal Bahari Ekspress 8C hanya berlaku sebulan. Sehingga, setiap bulannya harus diperbaharui untuk dapat berlayar melayani Gresik-Bawean.
Subkhi menjamin kalau kapal cepat Bahari Ekspress 8C akan kembali mepayani jalur Gresik-Bawean asalkan Bupati Gresik mengeluarkan ijin operasional tetap. Jika sebatas ijin sementara, maka pengusaha kapal cepat tidak akan bersedia.
Sekadar diketahui, Bupati mengumpulkan berbagai elemen untuk mencari solusi transportasi Bawean. Sebab, kapal Bahari Ekspress 8C masuk dok serta tidak layak untuk jalur Gresik-Bawean karena berbahan fiber. Kemudian Bupati memberi solusi yakni kapal milik PT. Dharma Lautan Utama (DLU). Sebab, Bupati mengaku kenal dekat dengan Bambang, salah satu orang penting di DLU. Namun, kapal dari DLU tidak termasuk kapal cepat. (sho)         


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu