Menurut Panitia Haul KH. Muhammad Syafii , Muhdhori kepada wartawan mengatakan,,bahwa, biaya pembuatan tumpeng raksasa. Sekitar Rp 2.500.000,-.
Tumpeng tersebut diperebutkan warga Desa Ponggangan. Sebab, masyarakat meyakini setelah makan tumpeng yang diperebutkan, berkahnya dapat membuat hidup sejahtera, rukun, tenteram tanpa terkena bencana.
Warga percaya, semakin banyak memperoleh nasi kuning dalam tumpeng raksasa setinggi 2 meter tersebut, akan mendapatkan berkah.
Bagi masyarakat Desa Pongangan sendiri, Haul KH. Muhammad Syafii yang merupakan keturunan ke-11 dari Sunan Giri tersebut ibarat lebaran. Sebab, warga Pongangan yang berdomisili diluar kota Gresik, pulang kampung.
Pada tahun lalu, mereka harus saling injak agar dapat bagian dari tumpeng raksasa dan hasil bumi tersebut.
Setelah sholat Asar berjamaah, mereka mengarak tumpeng raksasa, gunungan buah dan hasil bumi ke pesarehan atau makam KH Muhammad Syafii di Desa Pongangan yang berjarak sekitar 1 km.
Sepanjang perjalanan, arak-arakan atau kirab tumpeng raksasa diiringi sholawat nabi. Selain itu, ratusan santri dan para prajurit ala masa Giri Kedaton ikut mengawal kirab tumpeng raksasa.
Tidak pandang usia, baik tua, muda, ibu maupun anak kecil ikut berebut mendapatkan. Setelah mendapatkan secuil tumpeng, warga ada yang membawa pulang maupun dimakan disitu. (sho)
Posting Komentar