Tetapi, puluhan guru, kepala sekolah bersama pimpinan UPT (unit pelaksana teknis) Dinas Pendidikan (Disdik) Gresik justru ramai-ramai berangkat Umrah.
Sebenarnya, ibadah umroh sangat bagus dan bernilai positif. Namun, momentum dan kepergian secara massal sehingga. memicu kabar tak sedap. Pasalnya, selain diam-diam, agenda itu menjadi rasan-rasan di internal sekolah maupun Disdik.
Informasi yang diperoleh komisi D DPRD Gresik, rombongan para
kepala sekolah (kasek) tersebut berangkat pada 26 Maret silam. Dijadwalkan, ibadah ke tanah suci sudah balik ke tanah air pada 5 April lusa. Konon, sekitar 30 kepala sekolah dan kepala UPT se-Gresik yang berjamaah Umrah.
Yang menjadi sorotan Komisi D, ada beberapa oknum yang Umroh berangkat secara slintutan.
"Ada bebreapa kasek yang pamit kepada gurunya bukan untuk umrah. Tapi karena sakit. Baru ketahuan beberapa hari kemudian," kata anggota komisi D DPRD Gresik, M. Nasir Cholil kepada awak media, Senin (1/4).
Sorotan lain, ada bebreapa kepala sekolah dinilai tak memiliki sense of crisis karena sedang kesandung masalah juga ngotot berangkat. Misalnya, Kasek SMAN 1 Kebomas yang sekolahnya baru saja kerampokan Rp. 292 juta.
Yang membuat politisi PKB itu juga curiga adalah dana kegiatan umrah massal itu. Dari informasi yang diperoleh, para kasek itu mengaku membayar sendiri-sendiri keberangkatan mereka.
"Kok bisa mereka kompak umroh?" katanya.
Sebelumnya, Nasir Cholil juga mendapat laporan kalau bebrapa sekolah menggelar agenda pelesir bersama ke beberapa lokasi wisata belum lama ini.
Sebenarnya, Ibadah Umroh cukup positif. Hanya saja, nuansa slintutan di balik Umrah massal ini akhirnya menimbulkan banyak kecurigaan.
"Akan kami klarifikasi hal ini," katanya.(sho)
Posting Komentar