Headlines News :
Home » » Perahu Terbalik Usai Aksi Tanam Mangrove, 3 Aktivis Tewas

Perahu Terbalik Usai Aksi Tanam Mangrove, 3 Aktivis Tewas

Written By gresik satu on Jumat, 01 November 2013 | Jumat, November 01, 2013

GRESIK-Mendung hitam bergelanyut di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dan STAI Qomaruddin Bungah.
Sebab, Arief (20) anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UMG asal Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah dan David ( 22) mahasiswa akhir STAI Qomarudin Bungah asal Desa Pangkah Wetan Kecamatan Ujungpangkah meninggal dunia ketika mengikuti kegiatan Bhakti Sosial Kepemudaan dengan menanam mngrove yang digelar Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Gresik di Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah, Jum'at (01/11) .
Selain itu, Abdul Aziz (25) selaku Ketua Pimpinan Daerah (PD) IMM Gresik asal Desa Kebang Angkrik Kecamatan Ngimbang, Lamongan juga meninggal dunia setelah perahu yang ditumpangi 12 pemuda usai menanam mangrove tenggelam di Sungai Bengawan Solo yang melintas di Desa Pangkah Wetan.
Beruntung, 9 pemuda berhasil diselamatkan dengan seorang kritis yakni Almuslimun (32) selaku sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah. Ketiga pemuda ditemukan tewas, karena tenggelam di kedalaman 6 meter Bengawan Solo di dekat pangkalan perahu nelayan Pangka Wetan.
Peristiwa berawal saat kegiatan Aksi Sosial Kepemudaan Disbudparpora dalam rangka Hari Pemuda di Pangkah Wetan dengan menanam 1.500 pohon mangrove. Acara yang melibatkan semua OKP dan dibuka Wabup Moh Qosim.
Usai acara seremonial Wabup M Qosim dan rombongan pejabat meninggalkan acara, setelah sempat menanam mangrove di darat.
"Awalnya hanya menanam mangrove di darat, makanya para pejabat balik. Sedangkan yang bagian menanam mangrove di sebrang pinggir Bengawan solo sisi Selatan warga, tetapi para pemuda ikut," ujar Kepala Desa Pangkah Wetan, Abdullah Mahdi.
Ternyata, banyak aktivis pemuda yang tertarik sehingga panitia menyediakan2 perahu yakni 1 perahu besar ditumpangi lebih 20 orang dan 1 perahu kecil dengan 12 penumpang yang seharusnya kapasitasnya hanya 4 penumpang.
Usai menanam mangrove, perahu balik menyebrang menuju pangkalan.Arus sungai tidak deras serta cuaca cerah. Namun sesampainya di tengah, perahu yang melebihi kapasitas itu oleng karena penumpang sibuk mengambil gambar.
Tak pelak perahu oleng dan penumpang panik. Tak pelak, perahu terbalik dan tenggelam. Para penumpang berhamburan ke sungai tanpa ada pelampung. Padahal, diantara mereka ada yang tidak bisa renang.
Para penumpang sempat berteriak meminta tolong, tetapi tidak ada yang merespon karena di lokasi acara ada musik elekton.
Untungnya, beberapa warga melihat dan mengayuh perahu untuk memberikan pertolongan.
Awalnya, 4 orang hilang, namun saat pencarian yang melibat 9 perahu nelayan menemukan Almuslimun, warga Kepatihan, Menganti.
"Muslimun ditemukan di bawah perahu. Saat ditemukan paru-parunya kemasukan air, Makanya dirujuk ke RSUD Ibnu Sina," ujar Imroatul Hasanah dari PD Nasiatul Aisyiyah Gresik yang ikut rombongan perahu besar.
Karena tiga pemuda belum ditemukan. panitia meminta bantuan MDMC dan Polair Polres Gresik. Pencarian terus dilakukandan tubuh Aziz ditemukan tersangkut jaring nelayan.
Sebenarmya, dia sempat diangkat dan masih ada denyut nadi, namun Presiden BEM UMG itu meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Ibnu Sina.
Tak lama kemudia,n David ditemukan di lokasi tenggelamnya perahu. Kemudian tim juga menemukan Arif juga di lokasi yang sama.
"Penemuan jasad ketiga pemuda itu tidak lepas dari upaya memecah gelombang di dasar dan menabur jaring. Sebab dengan dipecah maka ombak menjadi ke permukaan," ujar Muzazin dari MDMC.
Penemuan itu mengakhiri pencarian para aktivis pemuda. Namun, tidak menuntaskan perkaranya. Sebab, selaian ada dugaan keteledoran panitia hingga mengabaikan kemananan saat berperahu di sungai yang dalam. Bahkan, perahu yang kapasitasnya sedikit dipaksa mengangkut para pemuda.
Sementara itu, Kepala Disbudparpora Gresik, Siswadi Aprilianto kepada wartawan mengatakan, saat kejadian pijaknya sudah tidak berada di lokasi. Bahkan, sesuai dengan jadwalnya tidak penanaman mangtove di seberang sungaii, karenanya tidak dipersiapkan safety untuk penumpang perahu.
"Jadi tidak ada rencana menanam mangrove di sebrang," tukasnya.
Tentang kemungkinan memberikan santunan para korban, Siswadi mengaku memang punya rencana. Namun, pihaknua masih menunggu instruksi dari atysan, sebab semuanya saat ini masih disibukkan dengan pengurusan mayat.
"Lihat nanti. Yang pasti kami ingin memberikan santunan," katanya.(sho).\
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu