GRESIK-Perusahaan Air Minum
Daerah (PDAM) Gresik terlibat gegeran dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Buktinya,
pembelian air bersih yang diajukan oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk untuk
droping air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Gresik, justru ditolak oleh
manajemen PDAM Gresik.
"Kami sudah mengajukan
permintaan pembelian air bersih untuk droping pada masyarakat di 12 desa yang
ada di Kecamatan Benjeng, tetapi ditolak oleh PDAM Gresik. Padahal, kami yang
menyediakan kendaraan dan lain-lainnya," ujar Kepala Biro Humas PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, Hary Subagio dengan nada kecewa, Rabu (26/9).
Padahal, kekeringan di
Kabupaten Gresik sudah melanda hampir 109 desa yang tersebar di 13 kecamatan. PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk yang peduli, melakukan droping sebanyak 50 tangki
air bersih. Bantuan tersebut diambilkan dari program corporate social responsibility (CSR) untuk droping di 12 desa di
Kecamatan Benjeng. Yaitu, Desa Bulurejo, Munggugianti, Lundo, Balongtunjung,
Balongmojo, Bulang Kulon, Gluran Ploso, Bengle Lor, Kedung Rukem, Delik Sumber,
Sedapur Klagen dan Kalipadang.
Akibat PDAM Gresik menolak
pembelian air bersih tersebut, truk tangki yang disediakan PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk urung mengambil air bersih
dari tandon PDAM Gresik yang ada di Kecamatan Cerme. Padahal, truk tangki
tersebut sudah antri untuk pengambilan air bersih disitu.
Kemudian, pihak PT. Semen
Gresik mencari alternatif pembelian air bersih di Desa Suci Kecamatan Manyar. Beruntung, tersedia air bersih yang pembelian
dalam jumlah besar tersebut. Sehingga, program bantuan air bersih untuk 12 desa
di Kecamatan Benjeng dapat direalisasikan.
"Kami memahami (PDAM
Gresik). Tetapi, bagi kami yang terpenting bantuan air bersih tetap berlanjut.
Karena itu, kami membeli air dari Desa Suci," imbuh Hary Subagio.
Warga yang mendengar terjadinya
gegeran antara PDAM Gresik dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, merasa kecewa
dengan sikap manajemen PDAM Gresik. Seperti Sutiyono selaku Kepala Dusun
Munggu, Desa Munggugianti maupun Imam Shofwan Marzuki selaku Kepala Desa Bulurejo.
Menurut Sutiyono, warganya
sangat membutuhkan air bersih. Karena sejak dua bulan terakhir warganya
kesulitan air bersih khususnya untuk memasak.
"Terpaksa kami membeli
air gledekan dengan harga Rp16 ribu.
Satu gledekan isinya sepuluh jirigen
dengan masing-masing isi 20 liter. Itupun hanya cukup untuk beberapa hari.
Karena itu, kami sangat menyayangkan PDAM Gresik yang menolak pembelian air
untuk bantuan droping air dari PT. Semen Gresik," katanya.
Sedangkan Kades Imam Shofwan
mengatakan, bahwa, warganya terpaksa membeli air tangki dengan harga Rp120 ribu,
sejak dua bulan lalu. Untuk satu tangki
air mampu memenuhi kebutuhan air selama dua pekan.
"Kami memang dapat
bantuan dari Pemkab Gresik sebanyak enam tangki. Itupun untuk enam dusun di
Bulurejo. Setelah itu tidak lagi mendapat bantuan air bersih. Padahal kami
cukup memerlukan bantuan air tersebut," katanya.
Secara terpisah, Direktur
Utama PDAM Gresik, Muhammad SE kepada wartawan mengakui pihaknya memang menolak
permintaan air dari PT Semen Gresik. Alasannya, persediaan air bersih menipis.
Selain itu, pihaknya kecewa pada PT. Semen Gresik. Sebab, PDAM Gresik pernah
meminta air bantuan dari PT Semen Gresik, tetapi ditolak.
"Sekarang ya kami yang
menolak. Meski bantuan air bersih itu untuk warga Gresik. Kecuali permintaan
air dari BPBD Gresik, kami layani. Kalau pihak lain, kami menolaknya, "
tukasnya.(sho)
Posting Komentar