GRESIK-Lajnah Falakiyah PCNU Gresik dinilai fenomenal karena menjadi fokus pengamatan hilal. Sebab, menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbinangan Masyarakat Kementerian Agama (Bimas Kemenang) Prof Dr. Abdul Jalil MA, bahwa, dalam konteks syarIah, penentuan bulan menjadi penting dalam ibadah. Demikian ditegaskan dalam pembukaan Penyerasian Hisab Tingkat Nasional, Kamis (09/05) malam.
Diceritakan, bahwa, Turki pernah mencoba prkarsa seminar internasional rukyatul hilal yang berusaha menyatukan seluruh umat Islam dunia untuk menentukan Syawal, Ramadan dan Dzulhijah.
"Hasilnya, tak bisa bersatu. Jadi tak usah heran dan putus asa. Maka, saya gembira PNBU melakukan pengamatan yang mobile dan penerbitan almanak,"ujar mantan Rektor IAIN di Semarang tersebut..
Dicetikan. Atas desakan masyarakat, maka oada tahun 1972, ada lembaga hisab di Kemenag untuk membahas hari raya yang sama.
"Kalaupun hasilnya tak bisa satu, bukan berati kemunduran. Kesimpulannya, tak bisa disatukan
Ibadah tak bisa disederhanakan,"imbuhnya.
Misalkan. hanya hisab yang dijadikan pedoman tanpa perlu mengukur hilal. Sehingga, yang diperlukan eksistensi. Tanpa mengukur tinggi hilal.
"Kalaupun kita tidak bisa bersatu, tak perlu menuding. Itu menunjukkan ketidakdewasaan,"tandasnya.
Dicontohkan di Jawa Tengah. Dulu masyarakat Jawa Tengah menjelang akhir tahun berbondong-bondong membeli kalender Menara Kudus. "Namanya Kalender Masjid Kudud karena selalu awalnya gambar Masjid. Menara Kudus. Jadi untuk mengetahui, NU atai tidak dilihat dari kalendr di rumahnya,"tegasnya
Diakui Prof Dr. Abdul Jalil MA, Falakiyah juga langkah karena peminatnya sedikit. Termasuk pondok pesantren juga sedikit yang mempelajari.
Sedangkan Kemenag sendiri hanya punya satu pusat observarium (POB) di Pelabuhan Ratu, Banten.
"Sekarang disana sudah terhalang PLTU. Sudah tahu ada satu gedung yang digunakan ulama dan ahli falak untuk menentukan Tapi, justru didirikan PLTU yang ada cerobong-cerobong asap. Jadi selamanya terhalang mendung padahal asap,"kritiknya.
Saat ini, Kemeneag membangun POB yang tempatnya agak menjauh dari POB yang ada. Dan diharapkan tidak terhalang oleh PLTU.
"Kalau mau rukyah, kita harus menempun sepanjang 150 lm dari Jakarta. Tapi, PBNU tak perlu karena punya mobile observatorium,"tandasnya.
Menurutnya, kegiatan penyerasian hisab tingkat nasional merupakan usaha mempertmukan falakiyah dan astronomi.
"Kita akan menjadi besar karena ulama dulu mengkombinasikan antara filosofi yunani dan Islam. Negeri ini, jangan sampai dipenuhi orang-orang yang pragmatis,"pungkasnya. (sho)
Ibadah Tak Bisa Disederhanakan
Written By gresik satu on Jumat, 10 Mei 2013 | Jumat, Mei 10, 2013
Label:
keagamaan
Posting Komentar