 |
| Nur Saidah |
GRESIK-Kalangan dewan mencurigai ada muslihat jahat dibalik pengajauan rancangan peraturan daaerah (Ranperda) tentang penyertaan modal pada PT. Gresik Migas berupa asset tanah dan bangunan senilai Rp. 1.800.000.000,- yang diajukan oleh eksekutif. Sebab, ada kekhawatiran asset tanah dan bangunan tersebut, bakal dijual oleh PT. Gresik Migas yang menguntungkan pihak ketiga.
“Kita sedang mencermati secara serius. Jangan sampai, penyertaan modal ke PT. Gresik Migas hanya modus operandi dari eksekutif untuk menguntungkan pihak ketiga menggunakan tangan BUMD PT Gresik Migas,”tutur anggota Komisi B, Nur Saidah dengan nada serius, Selasa (3/4).
Kecurigaannya di dasari lokasi asset tanah dan bangunan yang dijadikan penyertaan modal ke PT. Gresik Migas sangat strategis yakni berada di jalan utama. Apalagi, pasaran tanah cenderung mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi.
“Seandainya, PT. Gresik Migas menjual kepada pihak ketiga seharga Rp. 2 milyar, tetap ada keuntungan dan keuangan Negara tidak dirugikan. Tapi, pihak ketiga dapat menjual lagi dengan harga yang tinggi berlipat-lipat. Kita curiga ada muslihat dibalik semua itu,”imbuh politisi dari Partai Gerindra tersebut.
Hal senada diungkapkan politisi dari F-PDIP, Ir. Siti Mu’afiyah yang mendesak panitia khusus (pansus) DPRD Gresik yang membahas ranperda tentang penyertaan modal kepada PT. Gresik Migas agar ekstra hati-hati agar tidak terjebak dalam permainan yang coba dimainkan oleh eksekutif.
“Harus disebutkan jelas, bahwa, penyertaan modal berupa tanah dan bangunan. Sehingga, tidak bisa dipindahtangankan seenaknya sendiri. Karena, asset tanah cenderung mengalami kenaikan harga. Apalagi, lokasinya sangat strategis,”tuturnya dengan nada berapi-api.
Ditambahkan anggota badan anggaran (Banggar) DPRD Gresik itu, pada pembahasan R-APBD Gresik Tahun 2012, legislative dan eksekutif telah mematok PT. Gresik Migas untuk menyetorkan pendapatan asli daerah (PAD) nilainya diatas sebesar Rp. 5 milyar. Sebab, keuntungannya sudah sangat tinggi meskipun awalnya eksekutif hanya mengajukan angka sebesar Rp. 2,5 milyar.
Sedangkan menurut Wakil Ketua F-PDIP, Mujib Riduan,bahwa, ranperda tentang penyertaan modal hanya akal-akalan saja. Sebab, PT. Gresik Migas telah mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi pada tahun 2011.
“Dari keuntungannya saja, sudah bisa untuk membeli kantor sendiri. Itu hanya akal-akalan saja,”tukasnya.
Dalam naskah akademis (NA) yang dikirim eksekutif pada dewan, dijabarkan alasan penyertaan modal untuk PT. Gresik Migas karena mengacu pada modal dasar yang tertuang dalam akta notaris disebutkan nominalnya sebesar Rp. 8.000.000.000,-. Namun, Pemkab Gresik masih menanamkan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,- pada tahun 2007 silam. Sisanya, modal yang disetor oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) sebesar Rp. 10.000.000,-.
Eksekutif berdalih PT. Gresik Migas belum bankable karena tidak memiliki kantor sendiri, maka perusahaan milik Pemkab Gresik itu meminta agar modalnya ditambah. Apalagi, PT. Gresik Migas belum memiliki kantor sendiri.
Disamping itu, PT. Gresik Migas meminta tambahan penyertaan modal dengan dalih untuk menutupi kekurangan biaya operasional yang belum terbayarakan pada tahun-tahun sebelumnya.(sho)
Posting Komentar