Kendati demikian, warga mengaku tak khawatir karena sudah langganan dengan banjir Kali Lamong yang dalam setahun bisa mencapai sepuluh kali.
Informasinya, air luapan Kali Lamong mulai menggenangi Desa Sedapur Klagen, Delik Sumber dan Bulang Kulon di Kecamatan Benjeng. Namun, banjir masih enggenangi jalan dan lahan yang rendah.
"Air mulai masuk ke pemukiman di Sedapur Kelagen, Bulang Kulon dan Delik Sumber. Hanya airnya tidak tinggi seperti biasanya," kata Totok Suryadi ( 47), salah satu pegawai di Kecamatan Benjeng, Senin (18/3).
Sementara itu, warga Desa Bengkelo Lor, Kecamatan Benjeng mengeluhkan jembatan yang melintas di atas Kali Lamong di desa tersebut. Sejak beberapa tahun jembatan tersebut dibiarkan dalam kondisi miring. Bahkan, setiap ada luapan air Kali Lamong selalu terendam dan memutus jalur darat antar desa. Jembatan yang terbuat dari papan itu panjangnya hampir 175 meter melintas di atas Kali Lamong.
Lebar jembatan yang terbuat dari kayu itu hanya 3 meter. Bahkan, kondisi kayunya memprihatinkan yang bisa membahayakan para pengguna jembatan tersebut.
"Warga sudah putus asa. Kami sudah berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan kepada pemkab, tetapi selalu diabaikan. Padahal ini adalah jalur utama. Kalau terendam banjir, kami tidak bisa lewat," aku Suyanto, (36) warga Bengkelo Lor yang melintas di jembatan itu.
Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bambang Isdianto kepada wartawan mengaku untuk perbaikan jembatan Bengkelo Lor belum dianggarkan. Karena program-program lainnya masih memerlukan anggaran.
"Dalam tahun-tahun ini belum ada rencana perbaikan," ujarnya
Setiap tahun, banjir akibat luapan Kali Lamong sudah menjadi langganan. Pasalnya, sepanjang Kali Lamong mulai dari Balongpanggang hingga Kecamatan Kebomas, perabikannya belum maskimal. Bisanya, banjir selain menimpa Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang, juga menimpa Cerme, Kedamean, Menganti dan Kebomas.(sho)
Posting Komentar