Muhammad SE |
GRESIK- Bantuan dari APBN tahun 2012 senilai Rp 45 miliar untuk PDAM Gresik yang sudah di depan mata, terancam dialihkan amblas. Pasalnya, kondisi perusahaan plat merah milik Pemkab Gresik terus merugi hingga Rp 4 miliar pertahun. Tak pelak, PDAM Gresik terancam ngaplo kalau bantuan dialihkan ke daerah lain. Sebab, syarat bantuan bisa cair kalau kondisi keuangan PDAM sehat alias tidak rugi.
Direktur Utama PDAM Gresik, Muhammad mengakui kerugian yang diderita perusahaan yang dipimpin karena biaya produksi lebih besar daripada harga penjualan. Estimasi penjualan air rugi senilai Rp 600,-meter3. Padahal, pelanggan rumah tangga sebanyak 53.000 pelanggan rumah tangga dengan harga jual sebesar Rp1.250 permeter kubik. Sedangkan harga untuk industri dipatok Rp 5.600,- m3.
“Sebenarnya bisa tidak merugi, kalau harga jualnya dinaikkan. Kami sudah mengusulkan kenaikan 37 persen. Tetapi sampai sekarang belum disetujui bupati dengan alasan harus diperbaiki pelayanannya," ujarnya kepada wartawan dengan nada serius.
Diakuinya, menaikkan harga air memang dilema. Pasalnya, pelayanan PDAM masih dikeluhkan pelanggan. Pasokan air yang harus digilir perpekannya terutama pelanggan kawasan Gresik, Kebomas dan Manyar. Termasuk kualitas pasokan air yang masih keruh dan tidak layak pakai.
Sebaliknya, apabila harga tidak dinaikkan, perusahaan terus merugi. Padahal bantuan Rp 44 miliar dari Ditjen Cipta Karya tersebut cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan air kawasan kota. Sebab, menurut Muhammad, dana bantuan itu untuk membangun IPA (instalasi pengolahan air) di Desa Cangkir, Driyorejo.
"Dana itu untuk pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) berkapasitas 100 liter perdetik, juga membangun instalasi pipa sepanjang 15 kilometer dari Cangkir Driyorejo ke Kepatihan di Menganti. Rencananya pipa dengan diameter 300 mm," ungkapnya.
Sebenarnya, sambung Muhammad, PDAM Gresik sudah mendapat bantuan dari Ditjen Cipta Karya Rp26 miliar pada tahun 2011 ini. Bantuan tersebut dipakainya membangin IPA baru dengan kapaditas 100 liter perdetik. Produksi airnya dipakai memasok pelanggan di Kecamatan Driyorejo dan Wringinanom.
"Kami minta kebijakan bupati. Bahkan, kami juga melobi Ditjen Cpta Karya untuk mencairkan bantuan kendati kita masih rugi," pungkasnya.(sho)
Posting Komentar