Headlines News :
Home » » Gus Choi Kecam Lambannya Penanganan Lumpur Gas

Gus Choi Kecam Lambannya Penanganan Lumpur Gas

Written By gresik satu on Kamis, 15 November 2012 | Kamis, November 15, 2012

GRESIK-Semburan lumpur bercampur gas metana di Desa Metatu Kecamatan Benjeng belum dikendalikan secara cepat dan tepat meskipun aktivitasnya tidak semakin membesar. Hanya saja, Pemkab Gresik melakukan antisipasi sekaligus pengamanan lokasi dengan membuat tangkis setinggi 1 meter mengelilingi areal waduk tempat semburan tersebut.
Selain itu, lokasi semburan dilokalisir dengan memasang gedheg atau dinding bambu yang dipasang melingkar seluas sekitar 1 kilometer. Sehingga, masyarakat umum tidak dapat mendekat ke lokasi semburan. Mereka hanya dapat mengamati dari jarak yang lumayan jauh.
Langkah Pemkab Gresik yang terkesan lambat tersebut dikecam oleh anggota DPR, Dr. Effendi Choirie yang melakukan sidak ke lokasi semburan. Menurutnya, Pemkab Gresik harus bekerjasama dengan tim ahli untuk menghentikan semburan supaya kasus Lumpur Lapindo tak terjadi di Kabupaten Gresik.
“Pemerintah daerah harus secepatnya memanggil tim ahli supaya tidak menjadi bencana seperti Lapindo,”tukasnya dengan nada sengit di dekat lokasi semburan, Kamis (15/11).
Dengan memanggil tim ahli, sambung Gus Choi, dapat diketahui kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Selain itu, semburan dapat secepatanya dihentikan agar penyelesaiannya tak berkepanjangan.
“Kalau diekploitasi dan dieksplorasi oleh pemerintah, maka harus transparan yang tujuannya untuk kesejahteraan rakyat,’tandasnya.
Dalam sidak tersebut, Gus Choi juga disambati oleh Mujiono selaku penyewa lahan yang terjadi semburan tersebut. Pasalnya, dia rugi dengan adanya semburan Lumpur bercampur gas metana tersebut. Tapi, pemerintah tidak ada perhatian dengan memberikan ganti rugi.
“Saya sudah menaburkan benih padi sekitar 2 ton 2 kwintal. Tapi, semuanya sirna dengan adanya kejadian ini. Memang, kejadian ini membawa berkah bagi masyarakat sekitar karena banyak pengunjung yang ingin melihat semburan. Pemuda-pemuda disini mendapat pemasukan dari parker. Begitu juga warung-warung menjadi lumayan ramai,”katanya.
Mbah Joyo-sapaan akrab Mujiono mengaku ada firasat sebelum terjadinya semburan Lumpur bercampur gas di areal waduk yang dsewanya. Dalam mimpi, dia menyaksikan sawah yang disewa berubah menjadi lautan.
“Siang hari sebelum semburan, saya masih datang kesini. Ketika saya tinggal pulang, terjadi semburan yang sangat besar dengan ketinggian sekitar 10 meter. Lalu, Fauzan yang dipercaya menjadi pandego, memberitahu adanya semburan itu,”pungkasnya.
Disambati demikian, Gus Choi menawarkan kepada Mujiono beserta kepala desa Metatu Kecamatan Cerme untuk mengadu ke wakil rakyat di Senayan. Sehingga, semburan Lumpur tersebut cepat ditangani secara serius.
“Senin (19/11) kita ada kegiatan. Nanti, saya juga akan sampaikan kepada Komisi VII yang membidangi,”tandasnya(sho. )
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu