Dengan surplus beras tersebut, diklaim sebagi pembuktian bahwa Kabupaten Gresik merupakan salah satu penyumbang beras terbesar di jawa Timur.
"Pada tahun 2012, produksi beras di Jawa Timur dipatok targaet sebesar 5 juta ton dengan target Indonesia surplus di tahun 2014 sebesar 10 juta ton,"imbuhnya.
Menurut Mighfar Syukur, sudah saatnya pertanian modern, dengan sistem tanam pangan yang berdaya saing tinggi.
"Hal ini bisa terwujud jika para petani mampu mendata dan menghimpun secara sistematik sesuai dengan pertanian serta pengelolaan dan pemasaran hasil pertanian yang lebih baik,"tegasnya.
Untuk itu, mantri tani sebagai ujung tombak pertanian harus bisa menjadi motivator dan inovasi di kelompok tani masing-masing di daerahnya.
"Mantri tani juga harus profesional dalam berkompetisi,"tuturnya.
Diiklat tersebut diikuti sebanyak 40 peserta dari oleh perwakilan kecamatan se Kab Gresik sebanyak 40 peserta. Pelaksanaan Diklat ini berlangsung mulai Tgl 12 sampa 25 Pebruari 2013 dengan materi modul, tanya jawab serta praktek di lapangan.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, perkebunan dan kehutanan (Dihutbun) Gresik Ir Agus Djoko Waluyo di dampingi Kabag Humas Pemkab Gresik Andhi Hendro Wijaya menjelaskan, bahwa luas lahan pertanian 64.000 hektar. ternyata pada saat panen surplus sebesar 60.000 ton beras.
"Jika tahun 2014 sesuai target Pemerintah Pusat dengan program Indonesia surplus 10 juta ton, dan Jatim di tergetkan 5 juta ton, berarti Kabupaten Gresik untuk tahun 2014 siap menargetkan 150.000 ton beras, terlebih saat ini ujung tombak petani telah mendapat ilmu baru. bisa jadi nantinya Kab Gresik merupakan penyumbang terbesar se Jawa timur," jelasnya.(sho)
Posting Komentar