Headlines News :
Home » » Lajnah Falakiyah Jatim Sambat Teropong Agar Obyektif

Lajnah Falakiyah Jatim Sambat Teropong Agar Obyektif

Written By gresik satu on Sabtu, 11 Mei 2013 | Sabtu, Mei 11, 2013

GRESIK-Instrumen yang  mendukung Lajnah Falakiyah masih kurang memadai. Untuk itu, masih dibutuhkan sekitar 14 teropong untuk di 14 titik yang tersebar di Jawa Timur.
Titik untuk rukyatul hilal yakni di Panati Plengkung Kabupaten Banyuwangi, Pantai Kalbut di Situbondo, Pantai Serang di Blitar, Panatai Ngliyep di Malang, Pantai Gili Ketapang di Probolinggo, Pantai Ambat di Pamekasan, Pantai Gebang di Bangkalan, Nambangan di  Surabaya, Pantai Tanjung Kodok di  Lamongan, Pantai Prapat Tunggal di Pulau Bawean, Pantai Nyamplong Kobong di Jember, Pantai Srau di Pacitan, Pantai  Paseban-Kencong dan  Condrodipo di Gresik.
"Itu wilayah yang digunakan melihat hial, tetapi kekurangan dukungan alat.
Kalau pakai alat, bisa direkam dengan jamnya, sehingga akurasinya tajam dan obyektif,"ujar Ketua Lajnah Falakiyah PWNU JatimDrs. A. Salam Nawawi dengan nada serius, Sabtu (11/05).
Ditambahkan, setiap teropong harganya ditaksir sebesar Rp. 75 juta perunit. Sedangkan NU sendiri hanya memiliki 1 mobil observasi Nahdlatul Ulama ((MONU)
Keluhan dari pengurus dan peserta Penyerasian Hisab Tingkat Nasional tersebut ditanggani serius oleh Ketua PBNU, Drs, Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul yang hadir, kemarin.
Untuk itu, Wakil Gubernur Jawa Timur yang hendak maju kembali bersama Soekarwo dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur pada Agustus nanti, berjanji akan mengupayakan bantuan dari APBD Propinsi Jatim.
"Kebutuhannya sekitar Rp. 1 milyar. Nanti saya usahakan  dengan Gubernur dan saya ajukan ke DPRD,"janjinya.
Namun, Gus Ipul tak berani menjanjikan dapat teralisasi dalam 1 termin secara keseluruhan ketika pengajuannya dietujui bersama DPRD Jatim.
"Kalau tidak langsung, minimal 2 termin,"ujarnya.
Menurut Gus Ipul, eksistensi Lajnah Falakiyah  paling diminati ketika penentuan Hari Raya.
"Ini yang paling menarik. Lajnah Falakiyah menjadi sesuatu yang penting,"tuturnya.
Menurutnya, mungkin hanya  di Indonesia dalam menetukan 1 Syawal beda-beda. Anehnya, ketika menetukan awal puasa tidak menjadi sesuatu yang luar biasa ketika berbeda.
"Kalau di negara lain, penentuan hari raya berbeda,  dilarang.Kalau di Indonesia, sangat bebas termasuk menentukan Hari Raya juga  bebas,"tegasnya.
Diakuinya. Rukyatul Hilal memang menjadi perdebatan karena ada sekitar 20 pedoman. Untuk itu,  tantangannya yang harus dihadapai dalam rukyatul hilal harus  dilengkapi instrumen modern.(sho)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu