Tujuan rombongan yang di ketua oleh Laksamana Maritim Satria F Maseo yakni mencari informasi terkait dengan pertahanan dan keamanan laut.
"Gresik mempunyai wilayah pantai dan laut yang cukup luas, seperti perairan antara Gresik dan Bawean.Makanya, kami sengaja kunjungan kesini,"ujarnya.
Diakui, masalah kelautan itu sudah sejak dulu di atur oleh Belanda. Dalam perkembangannya, masalah kelautan di tangani 12 instansi terkait. Namun banyak permasalahan laut yang akhirnya tidak bisa di selesaikan karena banyaknya instansi yang menanganinya.
Maka, diterbitkanlah Keppres 21 tahun 2005, bahwa keamanan dan pengelolaan laut ditangani satu lembaga yaitu Bakorkamla.
"Selain keamanan dan mempertahankan wilayah laut, juga sebagai informasi kepada masyarakat. saat ini perkembangan Bakorkamla telah mendirikan 18 tempat untuk alat-alat canggih yang fungsinya untuk memantau laut, dan alat-alat yang bisa memberikan informasi ke pada masyarakat kalau di tempat tertentu ada plankton. .
Alat tersebut tersebar di beberapa tempat di luar Pulau Jawa,"tandasnya.
Laksamana Maritim Satria F Maseo juga menjelaskan perkembangan yang terakhir yaitu telah ada kesepakatan (MoU) dengan malaysia terkait dengan perbatasan yang masih abu-abu dan mengatur tentang penangkapan ikan di laut.
"Sebenarnya Indonesia itu kaya. Namun dalam setiap pembangunan masih memprioritaskan daratan, sekitar 70 persen. Sementara di lautan masih melihat situasi. Padahal wilayah laut jika di optimalkan, hasilnya akan lebih besar,"tegasnya.
Sementara itu Bupati Dr. Sambari Halim Radiantomengakui memiliki wilayah lautan yang sangat potensi. Namun belum optimal di manfaatkan, seperti wisata pantai delegan, wisata laut di Pulau Bawean serta ada sekitar 9 pelabuhan khusus dan umum.(sho)
Posting Komentar