Headlines News :
Home » » Baru Ambil Sampling Semburan Gas Metatu

Baru Ambil Sampling Semburan Gas Metatu

Written By gresik satu on Minggu, 18 November 2012 | Minggu, November 18, 2012

GRESIK-Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung dipimpin Akhmad Zaennudin datang ke lokasi semburan lumpur campur gas di waduk Desa Metatu Kecamatan Benjeng, Minggu (18/11). Mereka langsung melakukan pengambilan sample gas di salah satu sumur tua yang lokasinya 10 meter dari semburan.
Setelah itu, mengambil sample dilanjutkan di semburan lumpur gas yang terus-menerus menyemburkan lumpur bercampur gas. Hampir 1,5 jam tim melakukan penelitihan. “Kami mengambil sampling untuk mengetahui kadar kandungan semburan. Kami ingin mengetahui komposisinya. Apakah ada gasnya atau hanya minyak. Selanjutnya sampling akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti. Dua tiga minggu dapat diketahui hasilnya,” ujarnya.
Berdasar data yang dimiliki, terdapat 35 titik sumur tua di Desa Metatu, maka pihaknya menduga memang ada kandungan minyak. Namun, pihaknya tidak berani memastikan semburan tersebut karena faktor tidak diambilnya lantung atau minyak yang diambil secara tradisional di beberapa sumur-sumur yang masih aktif.
“Secara fisik semburannya sama dengan Lapindo di Porong. Tetapi kandungannya gasnya berbeda,” katanya.
Hasil penelitian sementara bahwa semburan lumpur gas di Metatu tidak berbahaya. Karena tidak ada gas H2S seperti yang dikeluarkan saat ekplorasi maupun ekploitasi. Dari sumur tua dan pusat semburan lumpur gas Metatu hanya mengeluarkan gas metan atau CO2. Hanya gas metan yang dikeluarkan LEL (Low Explosive Limit) jauh di atas ambang batas.
Sebelumnya, tim Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ) yang dipimpin Field Admin Superintendent JOB-PPEJ, A Basith Syarwani sudah berada di lokasi. Tampak pula Bambang Eka Satria Inspektur Migas Ditjen Migas.
Sementara pakar hokum lingkungan dari Universitas Airlangga Suparto Wijoyo yang meninjau langsung ke lokasi semburan menyatakan semburan lumpur campur gas tersebut tidak perlu dituttup. Bahkan, dia menyarankan untuk dilakukan ekplorasi. Yang perlu dilakukan yakni meredesain Desa Metatu Kecamatan Benjeng dari kawasan pertanian menjadi pertambangan.
“Ini sesuatu hal yang baru. Karena di Metatu ada kandungan minyaknya. Jadi kasus ini bukan prahara seperti di Lapindo. Karena di Lapindo disebabkan pengoboran sedangkan di Metatu timbul dengan sendirinya,” tandasnya.
Sedangkan Inspektur Migas Ditjen Migas Bambang Eka Satria menegaskan, bahwa, a pihaknya masih menunggu hasil penelitihan sample untuk dapat mengambil sikap erhadap semburan lumpur gas Metatu. Apakah perlu dilakukan ekplorasi atau tidak. Hanya dia menyebut total di Metatu ada 35 titik sumur tua peninggalan Belanda yang diekploitasi secara tradisiomal pada 1920.
“Untuk dapat dilakukan pengobran itu masih panjang. Apalagi untuk dapat mengetahui kandungan minyaknya prosesnya masih jauh. Hanya yang kami pikirkan saat ini, semburan lumpur gas jangan sampai terus membesar dan menjadi bencana seperti di Lapindo Porong,” tukasnya.(sho)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : coba ku banyangkan | gresik-satu template | gresik-satu template
Copyright © 2011. gresik-satu - Oke 86
Perubah Template Oleh gresik-satu.blogspot.com Publikasi oleh gresik-satu.blogspot.com
Kekuatan oleh gresiksatu