Selain pemilik toko memilih untuk menutup gerbangnya rapat-rapat, juga memasang tulisan di depan tokonya, "Gas elpiji habis, tidak terima pelanggan baru," dan "setiap pembelian elpiji harus membawa KTP,". Tak pelak, banyak pedagang dan warga yang kecewa karena kesulitan mendapat elpiji 3 kg tersebut.
Menurut penuturan Robi (34), penjual bakso yang mangkal di Jl. Arif Rahman Halim yang menyatakan terpaksa harus pulang lebih awal dari jam biasanya akibat kehabisan elpiji.
"Baksonya masih banyak, elpijinya habis, sudah muter-muter cari tapi tidak ada," keluhnya kepada wartawan, Kamis, (09/05).
Ditambahkan, kelangkaan elpiji mulai dia rasakan saat ada isu terkait kenaikan BBM.
"Sejak ada rencana kenaikan BBM, saya sulit mendapatkan gas elpiji tabung ukuran 3 kg," katanya
Selain sulit mendapatkan elpiji 3 kg, harga jyga naik cukup tinggi hingga mencapai Rp 19.000,-per tabung, Padahal, biasanya harga gas ukuran 3 kg dijual eceran paling kisaran Rp 13 ribu.
Pengakuan senada diungkapkan pengecer elpiji 3 kg di Desa Pulo Pancikan Kecamatan Gresik, Sumiah mengatakan, bahwa, sepekan terakhir belum mendapat pasokan dari pihak distributor.
"Elpiji yang dikirim minggu kemarin barangnya sudah habis," katanya.
Selain itu, sambung Sumiah, pasokan gas dari agen dibatasi. Kalau biasanya dalam satu pekan dikirim sekitar 200 tabung kini hanya 70 tabung.
"Kiriman dari agen terus berkurang sedangkan permintaan dari konsumen meningkat. sehingga pasokan gas ukuran 3 kg semakin sulit dipastikan," pungkasnya.(sho)
Posting Komentar