Hanya saja rencana itu dibayang-bayangi protes pedagang yang tidak ingin standnya dipindah karena takut penjualan akan menurun.
"Minggu depan, semua PKL yang ada disisi barat akan direlokasi," ujarnya.
Falach juga mengatakan, proyek pembangunan stand yang bersumber dari dana APBN senilai Rp. 2,4 milyar tersebut, pengelolaannya sudah berada di tangan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga.
Selain itu, Falach menjamin pedagang yang nama-namanya sudah tercatat di desa pasti akan mendapatkan tempat. Sehingga tidak ada yang tidak kebagian tempat.
"Pokoknya semuanya sudah rampung, tinggal pindahnya saja," tambahnya
Apakah PKL menggunakan sistem sewa atau beli nnatinya ?, Falach memilih untuk berhati-hati berbicara dan tidak berani mengeluarkan statement karena dikhawatirkan terjadi gesekan antara pedagang dan pihak desa.
"Tanya saja sama pihak Disbuparpora, karena sudah di beri wewenang oleh pemerintah pusat untuk mengelola kios-kios ini," terangnya.
Salah seorang PKL, Gianto (32) mengaku keberatan kalau lokasi dagangannya dipindah dengan menempati kios yang baru,
"Saya keberatan jika lokasi jualan saya dipindah. Lha wong di lokasi tangga masuk ini saja jarang ada yang beli, apalagi kalau di pindah, nanti tambah bangkrut saya," katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Farida (30) penjual oleh-oleh. Menurutnya, desain bangunannya bagus, hanya saja, lokasinya terasa kurang strategis.
"Bagunannya bagus, Cuma lokasinya kurang strategis, soalnya pakai masuk kedalam dulu," keluhnya.
Mereka khawatir kehilangan mata pencaharian karena stan PKL bakal didominisi oleh pedagang baru. (sho)
Posting Komentar